Assallamuallaikum Wr Wb
selamat Pagi anak anak , Dino iki Bocah-Bocah Sinau Bab DOLANAN
A. DOLANAN
Banyak permainan tradisional yang sudah tidak dikenal lagi oleh banyak anak di Indonesia. Padahal permainan tradisional ini memiliki banyak manfaat untuk anak-anak. Selain dapat melatih fisik dan mental permainan tradisional juga bermanfaat untuk melatih kreatifitas, ketangkasan dan kecertasan terutama sosialisasi. Seiring berkembangnya teknologi banyak anak yang kurang bersosialisasi dengan teman-teman sekitar atau dengan lingkungannya.
Permainan tradisional yang biasanya dimainkan oleh lebih dari satu orang jelas akan mengasah kemampuan anak untuk bersosialisasi, berkerja secara kelompok, serta menumbuhkan rasa saling percaya. Kejujuran, keadilan serta kesabaran juga menjadi manfaat karena harus selalu dipathui dalams etiap permainan tradisional.
Permainan tradisional berbeda dengan permainan moderen yang kebanyakan merupakan permainan individual. sekalipun dimainkan oleh dua anak, kemampuan interaksi anak dengan temannya tidak terlihat. Pada dasarnya anak hanya fokus pada permainan yang ada dihadapannya. Berikut ini 50 permainan tradisional yang dapat melatih kemampuan sosial anak.
1. GOBAK SODOR
1. GOBAK SODOR
Permainan gobak sodor dimainkan di atas lapangan berbentuk segi empat dengan ukuran lapangan 9 x 4 meter yang dibagi menjadi 6 bagian. Bagian- bagian tersebut dibatasi dengan garis pembatas. Permainan gobak sodor dimainkan oleh dua tim, yaitu tim yang satu bergerak secara vertikal dan tim lainnya bergaerak secara horizontal. Biasanya terdapat satu orang yang berjaga pada tiap garis batas vertikal. Tugas anggota tim yang menjaga garis batas vertikal tersebut adalah menghalangi jalannya anggota tim yang berjalan secara horizontal. Oleh karena itu permainan ini sangat mengasikkan dan dibutuhkan fisik yang kuat serta analisis yang baik.
Beberapa nilai karakter yang didapat dalam permainan gobak sodor antara lain Nilai yang berhubungan dengan diri sendiri dalam permainan ini melatih anak untuk berbuat jujur, yaitu Jika berada dalam kelompok yang mentas mengakui jika tersentuh lawan atau melewati batas mati. Dan jika berada dalam kelompok jaga garis, tidak berbuat curang dengan keluar dari garis penjagaan bertanggungjawab dengan melakukan tugas jaga garis dengan baik sesuai perannya masing-masing, sebagai anggota kelompok yang menjaga garis horizontal ataupun jaga garis vertikalbergaya hidup sehat, disiplin anak-anak mematuhi ketentuan dan peraturan dalam permainan gobak sodor. kerja keras, anak-anak berusaha keras menerobos garis-garis yang dijaga lawan untuk mendapatkan nilai dan kemenangan. Kerja keras ditunjukkan kelompok yang sedang jaga garis dengan berusaha mengejar anggota kelompok yang sedang mentas untuk menyentuhnya agar keadaan menjadi berbalik.
2. EGRANG
Egrang adalah alat permainan tradisional yang terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan orang dewasa, sedangkan untuk tumpuan bawah bambunya agak besar. Permainan ini sudah tidak asing lagi, mekipun di berbagai daerah di kenal dengan nama yang berbeda beda. saat ini juga sudah mulai sulit di temukan, baik di desa maupun di kota, Permainan egrang sendiri sudah ada sejak dahulu kala dan merupakan permainan yang membutuhkan ketrampilan dan keseimbangan tubuh.
Nilai budaya yang terkandung dalam permainan egrang adalah: kerja keras, keuletan, dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain yang berusaha agar dapat mengalahkan lawannya. Nilai keuletan tercermin dari proses pembuatan alat yang digunakan untuk berjalan yang memerlukan keuletan dan ketekunan agar seimbang dan mudah digunakan untuk berjalan. Serta, nilai sportivitas tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat berlangsungnya permainan, tetapi juga mau menerima kekalahan dengan lapang dada.
Selain itu yang paling utama adalah dalam permainan ini anak juga bisa memanfaatkan otak kanannya. Dalam permaninan ini anak harus bisa konsentrasi agar tidak terjatuh. Selain harus berkonsentrasi kepada egrang, anak juga harus bisa mengingat apa yang telah dia dapat dipos satu yang kemudian akan dipertanyakan pada pos berikutnya.
Fokus pada apa pun yang anak inginkan merupakan kunci sukses dalam keberhasilan prestasi disekolah (Olivia, 2011). Dalam prestasi, anak tidak harus terfokus hanya mengandalkan kerja otak kiri saja. Untuk meraih prestasi atau keberhasilan orang tidak hanya dituntut dalam hal analisis saja, melainkan orang tersebut harus bisa berfikir kreatif, dan berfikir kreatif adalah cara kerja otak kanan.
3. ULAR NAGA
Permainan ini dimainkan oleh sekitar 5-12 anak. Pada awal permaianan beberapa anak mengajukan menjadi Induk dan Gerbang, sisianya kita namai dengan anak. Anak-anak yang menjadi anak berbaris dan berdiri dibelakang Induk sambil memegang baju anak yang ada didepannya. Barisan Ular Naga berlalan disekitar Gerbang, ke kanan ke kiri sambil menyanyikan lagu Ular Naga. Pada saat tertentu Ular Naga Memasuki Gerbang dan menyanyikan lagu "kosong kosong kosong isi isi isi" sampai anak yang terakhir di buntut ular ditangkap (Gerbang menutup dan melingkari anak terakhir dengan tangan-tangan mereka yang masih berkait) Setelah itu, si Induk --dengan semua anggota barisan berderet di belakangnya akan berdialog dan berbantah-bantahan dengan kedua Gerbang perihal anak yang ditangkap. Seringkali perbantahan ini berlangsung seru dan lucu, sehingga anak-anak ini saling tertawa. Sampai pada akhirnya, si anak yang tertangkap akan memilih di antara dua pilihan, dan berdasarkan pilihannya, ditempatkan di belakang salah satu Gerbang. Permainan akan dimulai kembali. Dengan terdengarnya nyanyi, Ular Naga kembali bergerak dan menerobos Gerbang, dan lalu ada lagi seorang anak yang ditangkap. Perbantahan lagi. Demikian berlangsung terus, hingga Induk akan kehabisan anak dan permainan selesai.
Potensi edukatif dari permainan ular naga sangat baik untuk mengembangkan kemampuan emosional, pada dasarnya usia anak adalah usia bermain maka usaha pengembangan kecerdasan emosional anak lebih tepat bila menggunakan permainan. Permainan ular naga juga mengajarkan anak mengutamakan partnership, karena dalam permainan ular naga ini anak berinteraksi dengan teman sebayanya, inilah yang menjadi wahana untuk bersosialisasi dan berempati.
4. CUBLAK-CUBLAK SUWENG
Permainan dalam lagu dolanan tersebut mengandung unsur penanaman nilai budaya Jawa pada anak agar berperilaku bertanggung jawab, waspada, jujur, berani, sportif, dan adil. Nilai tanggung jawab ditanamkan dalam permainan Cublak-cublak Suweng yaitu setiap peserta mampu menjalanankan setiap peran sesuai dengan aturan main dalam permainan. Seorang anak yang menjadi pemimpin, dia harus menjalankan tugasnya untuk memimpin, dia harus menjalankan tugasnya untuk memimpin jalannya permainan tersebut. Seorang anak yang “dadi” dia harus bersedia tengkurap dan menebak dengan cermat siapa yang menggenggam kerikil. Teman main yang lain, harus dapat menyembunyikan dan menggenggam kerikil dengan baik agar sulit diketahui oleh anak yang “dadi”. Terlaksananya berbagai peran dalam permainan tersebut merupakan bagian dari pembentukan nilai bertanggung jawab.
Nilai kewaspadaan juga dibina melalui permainan Cublak-cublak Suweng. Anak yang menjadi pemimpin dan teman mainnya harus waspada agar kerikil yang digenggam tidak diketahui oleh anak yang “dadi”. Sikap dan gelagat saat proses tebakan tidak boleh ceroboh dan mencurigakan. Anak yang “dadi” harus waspada mengikuti gerakan putaran kerikil di punggungnya, mencermati saat kerikil diberikan pada teman mainnya agar tebakan tidak meleset. Nilai kejujuran dibentuk pada saat tebakan siapa yang menggenggam kerikil. Anak yang“dadi” menebak siapa yang membawa kerikil. Anak yang membawa harus jujur mengakui jika tebakannya tepat. Nilai keberanian juga sportif juga terbina bersamaan dengan nilai kejujuran. Hal tersebut dapat dicermati pada saat anak yang “dadi” menebak, maka jika tebakan benar anak yang membawa kerikil harus sportif dan berani menggantikan posisi“dadi”. Anak yang “dadi” juga harus sportif dan berani untuk berperan sebagai sebagai“dadi” lagi apabila tebakannya tidak tepat. Nilai mengenai berdaya juang juga dapat terbina terutama bagi anak yang “dadi”, apabila tebakannya berkali-kali meleset maka dia harus berkali-kali tengkurap dan berperan “dadi”. Nilai berdaya juang sangat diperlukan agar anak mempunyai jiwa kuat, tidak rapuh, dan tidak mudah putus asa.
Nilai keadilan juga dapat terbentuk melalui permainan tersebut. Setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama dalam permainan tersebut. Tidak ada anak yang mendapatkan hak yang istimewa, semua berkedudukan sama. Setiap anak dapat berganti-ganti perannya berdasarkan aturan main.
5. DAKONAN
5. DAKONAN
Dalam permainan Dakon ini ketentuannya yaitu bahwa permainan ini dilakukan oleh dua orang. Aturan permainannya beragam, namun yang biasa dimainkan satu pemain hanya memiliki satu lumbung dan harus diisi dalam setiap kali berputar. Permainan diawali secara bersamaan, dan setiap lubang selalu diisi kecuali lumbung lawan. Jika pada biji terakhir masih ada biji di dalam lubang permainan dapat dilanjutkan hingga jatuh pada lubang yang kosong. Jika biji jatuh pada lubang di daerah kekuasaan dan pada daerah diseberang lawan ada biji lainnya, si pemain dapat mengambil semua biji tersebut dan menaruhnya pada lumbung. Dan permainan terus berulang seperti diatas. Permainan Dakon ini dibagi menjadi beberapa kelompok.
Permainan Tradisional dengan media Dakon ini bertujuan untuk melatih dan memberikan pemahaman anak dalam bermain bersama, harus selalu menghormati satu sama lain, serta melatih kejujuran dan kesabaran menunggu giliran untuk memainkan biji dakonnya, selain itu dalam permainan ini siswa dilatih dalam hal berhitung (kecerdasan) sehingga akan membentuk dan melatih anak dalam pendidikan karakter yang lebih unggul.
6. LOMPAT TALI
Permainan yang disebut sebagai tali merdeka ini mengandung nilai kerja keras, ketangkasan, kecermatan dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat pemain yang berusaha agar dapat melompati tali dengan berbagai macam ketinggian. Nilai ketangkasan dan kecermatan tercermin dari usaha pemain untuk memperkirakan antara tingginya tali dengan lompatan yang akan dilakukannya. Ketangkasan dan kecermatan dalam bermain hanya dapat dimiliki, apabila seseorang sering bermain dan atau berlatih melompati tali merdeka. Sedangkan nilai sportivitas tercermin dari sikap pemain yang tidak berbuat curang dan bersedia menggantikan pemegang tali jika melanggar peraturan yang telah ditetapkan dalam permainan. Jadi permainan lompat tali secara fisik akan menjadikan anak lebih kuat dan tangkas kemudian manfaat emosional, intelektual, dan sosialnya yang akan berkembang dalam diri anak tersebut.
Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing" (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 10, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apasaja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi. Setelah teman-temannya bersembunyi, mulailah si "kucing" beraksi mencari teman-temannya tersebut.
Permainan ini bisa melatih anak beradu kecerdasan, kecermatan, dan kejelian. Anak-anak dilatih berfikir mencari tempat yang tepat untuk bersembunyi dan bagaimana cara bersembunyi untuk menghindar dari orang mencarinya. Permainan ini juga menjadikan anak lebih kuat dan tangkas secara fisik. Selain itu memberikan pendidikan pada anak untuk bermain sportif, jujur, dan kreatif.
8. BOY-BOYAN
Permainan ini memiliki nama-nama yang berbeda di setiap daerah. Walaupun memiliki sebutan yang berbeda-beda, pada intinya permainan boy- boyan ini adalah sama. Permainan tradisional dari Jawa Barat ini memadukan kerja motorik anak dan juga mengasah kemampuan membuat strategi. Boy-boyan sendiri biasanya terdiri dari lima hingga sepuluh pemain yang dibagi menjadi dua kelompok dan dilakukan di lapangan yang cukup luas.
Permainan dimulai dengan melakukan HomPimPa, yang kalah akan menyusun pecahan genting, gerabah, atau pecahan asbes, atau potongan kayu, atau pecahan batu bata, atau kaleng susu dan yang menang sebagai pelempar bola dengan jarak 3 meter. Pelempar harus melempar pecahan genting itu hingga rubuh, dan jika sudah rubuh, maka pihak penjaga (kalah) harus mengejar pihak yang pelempar (menang), kelompok pelempar harus menghindari lemparan tersebut, juga mereka (pemenang) harus menata kembali pecahan genting yang telah mereka robohkan. Permainan selesai jika pelempar berhasil menyusun kembali pecahangenting, gerabah, atau pecahan asbes, atau potongan kayu, atau pacahan batu bata, atau kaleng susu tersebut utuh kembali, dan berhasil menghindari lemparan bola dari penjaga, hingga skor 1-0 untuk pelempar.
9. BAKIAK
Permainan bakiak ini juga banyak dimainkan oleh kalangan orang dewasa, tetapi anak-anak juga banyak yang memainkan permainan ini. Permainan ini membutuhkan tiga orang anak untuk melangkah secara bersama di dalam permainan ini juga dibuthkan kekompakan dan kerjasama antara kelompok. Agar dapat mencapai tempat yang ditentukan. Manfaat Permainan Tradisional Bakiak ini juga sangat bagus untuk melatih koordinasi anggota tubuh, karena pada saat anak memainkan bakiak gerakkan tubuh dan kaki bergerak secara bersama, melatih jiwa kepemimpinan, melatih kesabaran, dan melatih kejasama antar tim.
10. ENGKLEK
Permainan engklek ini yang banyak dimainkan oleh anak perempuan tetapi ada juga anak laki-laki yang memainkan permainan tersebut. Permainan ini yang harus dilakukan dengan cara menggambar pola permainan di tanah,gambar polanya beragam dengan bentuk kotak-kotak. Didalam permainan ini tidak ada jumlah yang pasti untuk menentukan jumlah pemain,dan minimal memainkannya cukup 2 orang anak. Permainan ini pemain harus mempunyai sebuah batu datar yang disebut ucak, batu datar memiliki beranake ragam bisa dari pecahan genting maupun pecahan keramik. Batu datar tersebut harus diletekan di kotak pertama. Dimana yanng memulai pertama itu yang akan melemparkan ucak pertama kali, setelah ucak di lempar pada kotak-kotak yang kosong. Pemain harus melompat dengan satu kaki dan tidak boleh melewati kotak yang ada ucak dari pemain tersebut dan tidak boleh menyentuh garis-garis gambar pola kotak tersebut. Pada akhir permainan ini, yang dimana salah satu ucak dan pemain sudah mampu melewati semua kotak-kotak tersebut. Yang lebih dulu melewatinya itu yang dianggap pemenang.
Manfaat Permainan Tradisional Engklek ini sangat bagus untuk fisik anak, dan juga meningkatkan pertumbuhan anak terutama dari kecerdasan kinestetiknya, kecerdasan ini fisik spesifik seperti koordinasi, keseimbangan seperti pada saat anak melompat dengan satu kaki disitu anak butuh keseimbangan untuk tidak jatuh, ketangkasan dan kekuatan otot-otot anak disini anak bermain engklek ini anak butuh kekuatan untuk menahan agar tidak menyentuh garis-garis kotak. Permainan engklek ini juga menumbuhkan semangat anak untuk berkompetisi dalam suasana yang menyenangkan.
1 11. PONG-PONG BOLONG
Dolanan yang satu ini sungguh sangat menghibur bagi anak-anak kecil yang berumur antara 5—8 tahun, yaitu dolanan Pong-Pong Bolong. Dolanan ini bersifat menghibur saja dan sangat mudah dimainkan oleh anak-anak. Selain menggunakan nyanyian, juga menggunakan gerakan-gerakan tangan yang sederhana. Nyanyian menggunakan bahasa Jawa. Anak-anak yang bermain Pong-pong Bolong tidak perlu membutuhkan alat bermain, kecuali tikar untuk alas, jika dimainkan di lantai tanah. Selain itu anak-anak tidak perlu hompimpah saat mengawali dolanan. Sementara dibutuhkan satu pemimpin permainan. Biasanya yang berumur paling tua, agar sekaligus bisa mengasuh anak-anak yang lebih kecil. Dolanan ini idealnya dimainkan sekitar 3—4 anak. Jika lebih, maka bisa dibagi dua kelompok atau bergantian pemain.
1 12. BETENG-BETENGAN
Ini permainan "War" pada jamannya. Tujuan dari permainan ini adalah bagaimana kita bisa menguasai benteng lawan yang biasanya terbuat dari tiang atau pohon dengan cara menyentuhnya. Permainan ini benar-benar menggambarkan kondisi perang secara sesungguhnya. ada bertugas untuk memprovokasi, ada tawanan, hingga menguasai benteng lawan dengan meneriakkan "BENTEEEENG".
Permainan ini biasanya di mainkan dengan 10 orang yang terbagi menjadi 2 tim. Tim akan menjadi pemenang jika berhasil menguasai benteng lawan atau me-nawan semua peserta lawan. Kunci dari permainan ini adalah peserta yang keluar lebih dahulu dari bentengnya, berhak di kejar dan di tawan oleh peserta lawan yang keluar belakangan dari bentengnya. Tawanan juga bisa di bebaskan apabila rekan satu tim-nya dapat menyentuh tawanan tersebut. Strategi handal dan kemampuan berlari adalah kunci kemenangan permainan ini.
1 13. TEMBAKA BAMBU/RANGKU ULU (TARI TONGKAT)
Permainan yang paling digemari anak kecil terbuat dari bambu dengan peluru tunas jambu atau kertas yang dibasahi. saya lupa dikampung saya ntah apa namanya, kalau ditempat lain ada yang nyebutnya permainan cetoran dan sentokan. Nilai-nilai permainan
Melatih konsentrasi, ketangkasan, dan kelincahan. Langkah-langkahnya:
Melatih konsentrasi, ketangkasan, dan kelincahan. Langkah-langkahnya:
a. Membagi pemain menjadi 2 kelompok main dan jaga.
b. Kelompok jaga menggerak-gerakkan bambu (empat orang berjongkok membentuk bidang persegi dan memegang dua bambu) sambil menyanyikan lagu tari tongkat.
c. Kelompok pemain yang mendapat giliran menari sambil menghindari jepitan bambu. Penari akan masuk dalam bidang persegi dan melompat-lompat sesuai irama buka-tutup bambu.
14. PANDE
Permainan ini sangat mengutamakan kehati-hatian, karena alat bantu-nya ada batu..lumayan kan kalau kena kepala. Terbagi dalam 2 tim. Tiap anggota tim mempunyai batu sebagai "gaco"nya. Batu ini biasanya berbentuk pipih dan bisa di berdirikan. Area permainannya terdiri dari 2 garis, yaitu garis untuk mendirikan batu yang akan di gunakan untuk sasaran tembak dan garis untuk pelempar melemparkan batu. jarak antara 2 garis ini biasanya 3-5 meter. Tim yang melempar harus mampu menjatuhkan batu yang di gunakan sebagai sasaran tembak untuk memenangkan permainan.
Permainan ini terdiri dari 2 babak lemparan.
a. Babak pertama. Tim pelempar akan melempar "gaco"nya ke arah "gaco" lawan yang telah di berdirikan dengan menggunakan tangan. Harus di usahakan sekali lempar, tetapi bila lemparannya tidak mengenai batu lawan, maka tim pelempar akan melemparkan batu lagi tetapi dengan cara satu kaki dalam posisi lutut di tanah, sementara posisi kaki yang lain dalam posisi berjongkok dan batu akan di lempar lewat bawah pantat. Tim pelempar harus bisa menjatuhkan semua batu lawan untuk melangkah ke babak ke dua.
b. Babak kedua. Tim pelempar akan melemparkan batu dengan menggunakan kaki. caranya batu di letakkan di punggung kaki, lalu dengan melangkah batu tersebut di lemparkan hingga menjatuhkan batu lawan.
15. PATIL LELE
Permainan ini menggunakan alat bantu berupa 2 potong kayu, biasanya dulu terbuat dari bekas tongkat sapu, yang masing-masing berukuran 30cm dan 10 cm, ukuran ini tidak mengikat, di sesuaikan saja. Karena menggunakan kayu unsur kehati-hatian sangat di perlukan, selain itu permainan ini akan mengasah kemampuan berhitung kita. Permainan ini terbagi dalam 2 tim, satu tim bertugas sebagai pemukul tongkat, sedangkan tim lawan bertugas menjaga tongkat yang di pukul oleh tim pertama. Ada 3 babak dalam permainan ini.
a. Tahap pertama adalah, kelompok / orang yang mendapatkan giliran untuk bermain, menempatkan tongkat pendek di dalam lubang dan dengan bantuan tongkat panjang, pendek pendek didorong dan dibuang sejauh mungkin. Jika tongkat pendek tertangkap, maka permainan dianggap selesai. Apabila tertangkap dengan dua tangan maka penjaga mendapatkan 10 poin, Bila menangkap dengan tangan kanan mendapatkan 25 poin, apabila dengan tangan kiri mendapatkan 50 poin. Jika tidak tertangkap maka tim yang menjaga akan melemparkan tongkat pendek ke arah tongkat panjang yang ditempatkan di atas lubang di posisi melintang. Jika terkena tongkat panjang, maka orang yang bermain kalah, jika tidak terkena, orang yang bermain dapat terus di level2.
b. Pada tahap kedua, pemain melemparkan tongkat pendek di udara dan dipukul keras dengan tongkat panjang sejauh mungkin. Jika tongkat pendek tertangkap lawan, maka pemain tersebut dianggap kalah dan harus menghentikan permainan. Jika tidak tertangkap, maka kelompok / orang penjaga akan melemparkan pendek tongkat ke dalam lubang. Ketika dilemparkan ke dalam lubang dan terkena tongkat panjang. Maka perhitungan dilakukan titik dimulai dengan tongkat panjang dari lubang menuju jatuhnya tongkat. Jika tongkat pendek dilemparkan ke arah lubang tidak terkena pemain, maka perhitungannya dilakukan dari lubang ke arah jatuhnya tongkat pendek. Jika tongkat pendek dari lawan lemparan ke dalam ke arah lubang,pemain dianggap kalah.
c. Tahap ketiga adalah menempatkan tongkat pendek ke dalam lubang, salah satu ujung tongkat dalam lubang dan permukaan mengangkat lainnya. Pemain harus bisa memukul tongkat ujung timbul ke udara dan dipukuli sejauh mungkin. Jika Anda tidak bisa memukul kedua kalinya, itu dianggap hilang atau mati dan digantikan oleh pemain lain. Tapi jika berhasil memukul satu kali, dua kali, dan seterusnya, maka pemain memiliki hak untuk memperbanyak hasil ini. Jika dilemparkan sejauh 20 kali panjang tongkat dan memukul 1 kali berhak menunjuk 20, jika mampu memukul 2 kali sebelum dibuang, untuk melipatgandakan nilai yang diperoleh menjadi dua kali.
16. BAN-BANAN
"ban-banan" (menggelindingkan ban bekas dengan sebilah kayu). Kreativitas dan Kesetiakawanan kami dilatih dengan berbagai macam permainan yang kami lakukan secara bersama-sama.
17. EGRANG BATOK
Dolanan yang mengandalkan ketrampilan berjalan dengan menggunakan bathok. Ketika bermain egrang ini seperti pemain sirkus sedang beraksi. Pemain harus naik di atas egrang dan berjalan
Agar semakin seru, terkadang dalam perlombaan ditambah rintangan. Harus melewati tali, atau lubang. Melewati jalan yang berpasir atau menanjak. Meski tidak tinggi, tetap saja tidak mudah berjalan dengan batok di kaki.
18. GANGSING BAMBU/KAYU
Gasing adalah mainan yang dapat berputar pada poros serta berkesetimbangan pada sebuah titik. Gasing adalah mainan tertua yang ditemukan di beberapa website arkeologi serta tetap dapat dikenali. Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, mesikipun tak jarang dibuat dari plastik, alias bahan-bahan lain.
Kayu diukir serta dibentuk sampai menjadi tahap badan gasing dan bisa dibuat dengan tanah dan di bagian bawah poros dengan menggunakan kelereng. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisionalyang di buat mengguanakan tanah dengan kelereng tali untuk memutarnya kan mengguanakan tali plastik atau rafiah.
Memainkannya adalah dengan memutarnya, dengan cara melilitkan tali pada ujung kerucut, kemudian dilemparkan ke bawah sampai tali tertarik dan gasing berputar. Lemparan juga boleh diarahkan ke gasing lain agar terjatuh. Dibuat lingkaran untuk arena melemparkan gasing. Gasing yang berputar tidak boleh keluar dari lingkaran tersebut. Gasing yang berputar palinglama adalah pemenangnya.
19. PASANG DINGKLIK
Lirik Pasang Dingklik
Pasang dhingklik oglak-aglik
Yen keceklik adang gogik
Yu-yu..mbakyu mangga
Dhateng pasar blanja
Leh-olehe napa
Jenang jagung thog -enthog
Jenang jagung thog –enthog
Jenang jagung
Itu adalah lagu dolanan anak yang berjudul Pasang Dhingklik salah satu permainan tradisional untuk anak-anak perempuan (biasanya). Cara memainkannya beberapa anak melingkar menghadap ke dalam, tangan saling berpegangan, lalu salah satu ke depan menyusup di antara du teman, ke luar lingkaran. Semua mengikuti, jadilah lingkarannya berbalik hadap ke luar. Kaki salah satu pemain dikaitkan ke tangan yang berpegangan, (cari yang mudah dijangkau), kaki-kaki yang lain ditautkan di lipatan lutut (bagian belakang).
Jadilah kaki-kaki saling bertautan (kalau kaki kanan, kanan semua, kiri, kiri semua). Kalau sudah rapi dan kuat kaitan kakinya, loncat-loncat sambil terus menyanyi. Permainan ini mengajarkan kerja sama, kalau tidak saling ‘ngemong’ pasti mudah jatuh. Saat dilombakan di lustrum sekolah (sebelum lomba saya ajari lagunya di kelas saat mengajar bahasa Jawa), yang bertahan paling lama di formasi adalah pemenangnya.
20. NEKERAN
Ini permainan anak lelaki sekali. Jarang anak perempuan yang ikut bermain nekeran. Neker atau kelereng adalah bola-bola kecil dari kaca dengan warna yang mencolok dan bergradasi. Neker dimainkan seperti bermain bilyard, hanya tanpa tongkat. Cukup dislentik dengan tangan. Masing-masing pemain harus memasukan neker miliknya kedalam lingkaran dalam jumlah yang sama.Yang menang adalah yang mampu mengeluarkan sebanyak neker lain keluar lingkaran dengan menylentikan neker yang dipegang. Puas rasanya jika bisa memborong semua neker yang ada, dan memasukkan kedalam kaleng bekas sebagai bukti kepiawian nylentik neker.
21. BEKEL
Dolanan ini jenis dolanan untuk melatih ketrampilan tangan. Biasa dimainkan oleh anak perempuan. Alatnya adalah bola bekel seukuran telor ayam kecil terbuat dari karet dengan bentuk warna-warni dan enam biji bekel yang biasanya terbuat dari besi atau kuwuk alias kerang yang telah dipernis sehingga meling-meling.
Cara memainkannya adalah dengan memantulkan bola sambil mengambil biji bekel satu persatu. Mulai dari satu biji, dua biji, tiga biji sekaligus dan seterusnya. Dari mulai biji bekel mlumah sampai biji bekel tengkurap terus menerus sampai habis. Aturan mainnya hanya satu, jangan sampai tidak mampu menangkap bola lagi selagi mengambil bola bekel. Gagal, ganti pemain. Jika satu pemain sudah selesai atau mandeg karena gagal mengambil bola dengan waktu tepat, ya tinggal ganti pemain saja. Tidak ada aspek kompetisi, ya cuma buat bermain ketrampilan saja.
22. BALAP KARUNG
Balap Karung merupakan salah satu lomba tradisional yang populer pada hari kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peserta diwajibkan memasukkan bagian bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba dengan cara melompat sampai ke garis akhir. Permainan balap karung ini dimainkan oleh semua kalangan dari anak-anak hingga orang dewasa baik itu laki-laki ataupun perempuan, dan juga dari berbagai latar belakang ekonomi, baik kaya maupun masyarakat kecil.
Untuk bisa memainkan permainan ini ada beberapa syarat nan harus dipenuhi seperti berikut. Karung yang digunakan buat lomba wajib tersedia. Dapat menggunakan karung beras, atau karung terigu yang memiliki kapasitas 50 kg. Setelah karung tersedia Anda juga perlu mencari lapangan atau pekarangan dengan panjang sekitar 15-20 meter, dan memiliki lebar 3-4 meter. Kemudian area bermain diberi garis-garis sebanyak 4 hingga 5 jalur.
23. LAYANG-LAYANG
Permainan yang terahkir ini tentunya paling di kenal dari anak hingga dewasa.. Permainan ini penuh dengan imajinasi,tehknik,dan hal hal yang mendebarkan. Aplagi saat kita beradu layangan dengan teman di udara. Sorak sorai teman-teman yang lain akan selalu bergemuruh. Setelah salah satu kalah dan terputus, maka sekelompok anak akan ramai-ramai berlari mengerjar layangan putus tersebut.
Peralatannya pun sederhana.. hanya bambu ringan,senar gelasan, serta kertas minyak.. Kalau mau praktis,tinggal beli saja diwarung, total nya cm Rp500 perak,jaman dulu. Kalau sekarang sih,mungkin cuma Rp 3000 saja... Tapi ini untuk yang jenis sederhana. Kalau yang bagus, dan berukuran besar asik,dimainkan di tepi pantai bersama-sama.
24. JANUR
Saking kreatifnya, anak-anak jaman dulu suka membuat gelang dan jam tangan mainan menggunakan janur/daun dari pohon kelapa. Setelah itu mereka akan berubah menjadi power ranger atau satria baja hitam. Janur juga dapat dibuat keris-kerisan, bola, ketupat, danlain-lain
25. PLETOKAN BAMBU
Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki permainan tradisional yang satu ini. Pletokan bambu namanya, sebuah senjata mainan yang terbuat dari bambu, biasanya mainan ini menggunakan peluru yang terbuat dari kertas dan sudah dibasahi atau bisa juga menggunakan kembang jambu. Kalau kamu pernah mainan yang namanya pletokan bambu ini, berati kamu sudah menjadi anak Indonesia sejati.
26. LOMPAT TALI VERSI 2
Permainan ini biasanya di mainkan oleh anak perempuan, cara bermainnya adalah karet dipegang oleh dua orang dengan tinggi yang sama, jika karet berhasil dilompati, maka dua orang yang memegang karet tadi harus menaikan karet lebih tinggi lagi, dan begitu seterusnya. Ada juga lompat tali yang mainya hanya lompat lompat dan lompat saja, sesuai dengan ketentuan dan bagaimana peraturan mainnya.
27. DOLANAN GATHENG
Gatheng adalah sebuah permainan ambil batu letakkan batu dan tangkap batu. Permainan ini bisa dimainkan oleh anak laki-laki ataupun anak perempuan.
28. DOLANAN MENGGUNAKAN PELEPAH PISANG
Jaranan
Jaranan, jaranan, jarane, jaran teji
sing nunggang dara Bei
sing ngiring para mantra
jret-jret nong
jret-jret gung
srek-srek turut lurun
gedebug krincing, gedebug krincing
prok, prok, gedebug jedher
Jaranan biasanya dibuat dari bahan gedheg ‘dinding bambu’ yang dibentuk menyerupai jaran ‘kuda’. Selesai dibentuk menyerupai kuda, dibingkai dengan belahan bambu di semua pinggirnya. Juga digambari dengan cat atau sejenisnya sehingga terlihat gambar kuda. Tidak lupa dihiasi dengan rumbai-rumbai di sekitar leher dengan rafia. Ukuran untuk anak-anak biasanya tidak lebih dari 40 cm (tinggi) dan 100 cm (panjang). Namun begitu, untuk bahan yang lebih sederhana, biasanya jaranan dibuat dari pelepah daun pisang. Setelah daunnya dibuang, pelepah dierati beberapa bagian lalu dibentuklah menyerupai jaranan. Lalu diberi tali di bagian kepala dan ekor. Tali tersebut dikalungkan di leher anak yang bermain jaranan ini.
Senapan
Siapkan bahan dua buah pelepah pisang ukuran kecil berdiameter 1,5 cm yang telah dibersihkan daunnya dipotong kedua ujungnya sepanjang kira-kira 90 cm, satu buah pelepah pisang ukuran besar berdiameter 2,5 cm sepanjang 50 cm. Sediakan juga lidi bambu atau lidi kelapa sepanjang 10 cm secukupnya dan pisau untuk memotong. Buat lubang pada pelepah pisang yang diameter 2,5 Cm, pada bagian yang ditentukan (lihat gambar). Jarak antar kedua lubang yang dibuat adalah 10 cm. Pelepah ukuran kecil yang panjang diletakan di lubang paling depan, sebagai laras senapan, sedang pelepah yang lainnya diletakkan lubang kedua.
Kedua pelepah pisang tersebut dilipat ke depan, dengan menyisakan pelepahnya untuk pegangan senapan. Jangan lupa waktu lipatan pelepah pertama dan kedua (pada kedua lubang) segera perkuat dengan lidi pada setiap bagian yang memungkinkan, biar tidak lepas.
29. DAM-DAMAN
Sebuah permainan tradisional sederhana, yang membentuk bidang petak-petak semacam papan catur, yang disebut dam-daman atau ada juga yang menyebut dengan nama bas-basan. Permainan dam-daman ini permainan mirip catur, setiap pemain harus bergantian menjalankan pionnya. Cuma disini nggak ada skak math, adanya, cuma makan atau dimakan. Petaknya dapat di gambar di atas tanah, tegel atau yang lain. Bentuk petaknya seperti gambar di bawah ini. Dalam satu petak di bagi untuk dua pemain. Yang di butuhkan dalam permainan ini selain gambar petak juga diperlukan biji, kerikil atau yang lainya tetapi antara dua pemain tersebut tidak boleh sama agar dapat di bedakan mana milik si A dan mana milik si B (misalnya pemain A menggunakan batu kerikil dan pemain B menggunakan biji asam). Jumlah yang di butuhkan oleh setiap pemain adalah 16 biji. Langkahnya :
a. Setiap buah dam hanya satu langkah ke depan, samping atau diagonal mengikuti garis, tidak boleh mundur. Untuk memakan buah dam lawan yaitu dengan cara melompatinya (melompat 1 buah dam lawan), boleh beruntun dan boleh mundur (hanya untuk memakan)
b. Apabila lawan tidak mau/lupa memakan buah dam kita (padahal ada kesempatan) maka lawan kena penalti atau Istilahnya “DAM” , apabila terjadi seperti itu kita berhak mengambil 3 buah dam lawan secara gratis dan bebas, pada saat mengambil penalti sebaiknya dipilih dengan benar agar bisa memakan buah dam lawan secara beruntun. Katakan dengan keras kata DAM kepada lawan ketika kejadian seperti itu
c. Setelah mengambil buah dam lawan ketika terjadi DAM kita boleh melanjutkan langkah
d. Bila salah satu pihak berhasil menyarangkan buah damnya mengelilingi daerah ekor (segitiga) lawan maka buah dam menjadi buah dam sakti yang bebas bergerak kemanapun sesuai garis
e. Apabila buah dam kita tinggal 3 buah dam, maka ketiga buah dam tersebut sudah menjadi buah dam sakti yang bebas bergerak kemanapun sesuai garis
f. Pemain dinyatakan menang bila berhasil menghabisi buah dam lawan
g. Dinyatakan seri / draw bila buah dam kita dan buah dam lawan menyisakan 1 buah dam
30. KETAPEL
Sebenarnya ketapel ini bukan permainan, tetapi anak-anak sewaktu saya kecil seringkali memiliki ketapel untuk bermain dan berburu burung. Permainan dengan ketapel ini adalah dengan lomba menembak sasaran seperti kaleng bekas atau buah. Ketapel terbuat dari cabang pohon dan dipotong membentuk huruf “Y”, peluru ketapel dapat dengan menggunakan batu kerikil atau buah jambu yang masih kecil. Untuk pelontarnya digunakan karet getah yang di kepang dan diikat di masing2 cabang ketapel, batu yang menjadi peluru ditahan di sebuah lembaran karet atau bahan kulit.
31. RORODAAN
Rorodaan merupakan permainan tradisional suku Sunda di Jawa Barat . Rorodaan dibuat dari kayu. Cara bermainnya sangat mudah, hanya membutuhkan dorongan kaki. Biasanya anak-anak yang tinggal di daerah perbukitan menggunakan rorodaan ini di medan jalan yang menurun. Seru sekaligus menantang.
32. BLULUK KRAMBIL
Cara bermainnya sungguh mudah. Bluluk diputar berkeliling di lantai atau tanah, sehingga karet gelang yang terpasang kemudian terpilin rapat. Kalau sudah terpilin, angkat dan ambangkan karetnya di udara, maka kita akan melihat bluluk tersebut berputar di udara sampai pilinan karetnya habis dan kembali seperti semula. Beberapa ada yang saling mengadu mainan bluluk ini dengan menabrakkannya dengan bluluk lain, barang siapa yang bluluknya berhenti berputar terlebih dahulu, maka dialah yang kalah.
33. BETHET THING TONG (ABC 5 DASAR)
Satu lagi permainan tradisional anak masyarakat Jawa (termasuk di wilayah Yogyakarta) yang sangat digemari oleh anak-anak di masa lalu adalah dolanan Bethet Thing-Thong. Permainan ini sangat sederhana dan tidak membutuhkan alat bermain, kecuali hanya sebuah lagu yang sangat mudah untuk dihafal. Pada dolanan ini pun, seperti pada beberapa jenis dolanan lainnya, sulit untuk ditebak hubungan nama dolanan dengan model permainannya. Artinya, permainan ini mengandung nama Bethet (jenis burung), tetapi dalam permainannya tidak ada kaitannya dengan sifat burung, misalnya terbang atau bersuara seperti burung Bethet. Begitu pula nama Thing-Thong, dalam permainan ini tidak ada unsur tiruan bunyi atau tabuhan thing-thong. Mungkin penamaan nama dolanan lebih mengacu pada nyanyian permainan ini yang diawali dengan syair “Bethet Thing-Thong”.
34. PERMAINAN KARET GELANG DENGAN JARI
Untuk Permainan yang satu ini sangat dibutuhkan ketelatenan dan juga imajinasi yang kuat untuk bisa memainkannya, kelihatannya mudah namun ternyata sangat sulit, masing-masing tempat dan daerah ada namanya sendiri-sendiri, caranya adalah dengan memanfaatkan beberapa karet gelang kemudian dirangkai menjadi sebuah model tertentu pada jari tangan, biasanya berupa kapal, alphabet dan lain sebagainya, hal ini bisa juga dijadikan sebagai sulap sederhana.
35. TARIK TAMBANG
Pertandingan melibatkan dua regu, dengan beberapa peserta. Dua regu bertanding dari dua sisi berlawanan dan semua peserta memegang erat sebuah tali tambang. Di tengah-tengah terdapat pembatas berupa garis. Masing-masing regu berupaya menarik tali tambang sekuat mungkin agar regu yang berlawanan melewati garis pembatas. Regu yang tertarik melewati garis pembatas dinyatakan kalah. Taktik permainan terletak pada penempatan pemain, kekuatan tarik dan pertahanan tumpuan kaki di tanah. Pada umumnya pemain dengan kekuatan paling besar ditempatkan di ujung tali, untuk menahan ujung tali saat bertahan atau menghentak pada saat penarikan
Makna : Persatuan dapat membantu mengalahkan lawan. Makna lain tarik tambang adalah bagaimana upaya menggapai suatu tujuan harus melalui tarik ulur secara keras. Terkadang tambang bergeser ke kiri-kanan untuk menuju satu tujuan kemenangan. Tim yang kompak dan strategi yang tepat akan mampu menarik tambang dengan mantap. Hal itu ditunjukkan dalam persatuan bangsa untuk menarik “tambang” kemerdekaan secara bersama-sama dari tarikan tambang penjajah.
36. YOYO
Yo-yo dimainkan dengan dengan mengaitkan ujung bebas tali pada jari tengah, memegang yo-yo, dan melemparkannya ke bawah dengan gerakan yang mulus. Sewaktu tali terulur pada sumbu, efek giroskopik akan terjadi, yang memberikan waktu untuk melakukan beberapa gerakan. Dengan menggerakkan pergelangan tangan, yo-yo dapat dikembalikan ke tangan pemain, di mana tali akan kembali tergulung dalam celah sumbu.
37. PETAK JONGKOK
Petak jongkok dimainkan tanpa memerlukan alat bantu dan juga dapat diikuti banyak anak. Ciri khas dari permainan ini adalah ketika hampir tertangkap diharuskan berjongkok untuk menghindari pengejar dan berdiri untuk berlari menjauhi si pengejar. Permainan tradisional petak jongkok memiliki nama yang bermacam-macam. Misalnya di daerah Purworejo, Jawa Tengah, permainan ini disebut Dodokan, sedangkan di Purbalingga, disebut Litunggrok. Petak jongkok memiliki manfaat seperti meningkatkan kreatifitas anak, mengembangkan kecerdasan spasial, serta melatih sikap sportifitas anak.
38. KASTI
Permainan yang biasanya dimainkan oleh kurang lebih 5-10 orang ini memang pada jaman sekarang sudah banyak terlupakan, permainan yang cara bermainnya dengan cara di bagi menjadi 2 grup ini, bisa lebih meningkatkan kebersamaan kita, kalo salah satu orang di tim kita kena pukulan bola, satu tim harus gentian jaga, detail permainannya yaitu :
a. Pegang alat pemukul dengan satu tangan di bagian yang lebih kecil.
b. Berdiri dalam posisi menyamping dan pelambung berada di samping kiri
c. Tekuk siku dan letakkan alat pemukul tepat di atas bahu.
d. Pandangan fokus ke arah pelambung yang melempar bola.
e. Ayunkan alat pemukul saat bola mendekat ke jangkauan disertai lecutan pada pergelangan tangan.
f. Terakhir lanjutkan dengan melangkah kaki belakang ke depan dengan tenaga pada pukulan
Selanjutnya cara bermainnya cukup gampang, saat kita yang jaga , kita harus bisa menangkap bola secepat mungkin, setelah bola di tangan, kita secepatnya harus melempar bola ke musuh kita.
39. KUCING-KUCINGAN
Permainan Tradisional Kucing-kucingan, seluruh siswa membuat lingkaran, sambil berdiri merentangkan tangan dan saling bergandengan, kecuali “kucing” berdiri di tengah dengan mata tertutup. Seluruh peserta yang membuat lingkaran terus berputar atau bergerak hingga salah seorang tertangkap. “Kucing” yang berhasil menangkap lawannya harus menerka siapa nama lawannya. Dalam permainan ini sikap demokrasi akan terwujud pada saat pemilihan yang akan menjadi ‘‘kucing’’ dengan suit. Kerja keras siswa yang bertindak sebagai kucing, selain itu, sikap kerjasama juga dikembangkan pada saat pemain mengelabui si ‘‘kucing’’ agar temannya tidak tertangkap.
40. JANGAN SENTUH TALI
Permainan ini cukup mudah, dengan cara setiap peserta harus melewati tali yang dipegang dua orang. Tugasnya harus lewat bawah tali dan dengan posisi badan tetap tegak. Lalu badan tidak boleh menyentuh tali.
41. KITIRAN
Cara memainkan kitiran cukup sederhana. Tinggal dipegang saja dan dia akan berputar kencang di tempat yang paling banyak anginnya. Jika di tempat kita berada tidak ada angin, maka kita bisa menciptakan angin sendiri dengan mengayunkan kitiran dari kanan ke kiri atau sebaliknya.
42. PECAH AIR
Memecahkan balon berisi air ini matanya ditutup menggunakan selembar kain sehingga sangat menyulitkan. Selain itu biasanya balon bisa diganti juga dengan kendi ataupun plastik dengan berisikan air warna-warni.
43. MAKAN KRUPUK
Lomba makan kerupuk merupakan lomba yang wajib ada dalam setiap gelaran lomba 17 agustus. Dibeberapa daerah malah ada lomba makan kerupuk sekalian sama nasi dan lauknya. Selain itu, agar terlihat modern, justru menambahkan dengan sambal tabur diatas kerupuknya. Lomba ini memakan kerupuk yang sudah digantung, tapi tidak boleh pake tangan.
44. PANJAT PINANG
Pinang (pohon jambe) yang digunakan telah dilumuri dengan oli atau minyak goreng. Selain itu tingkat ketinggian pohon juga mempengaruhi sulitnya mendapatkan hadiah diperlombaan ini. Peserta secara berkelompok mengambil hadiah yang sudah digantung diatas pinang.
45. COKOT KOIN
Bagi yang pengen dapet uang dengan mudah, tidak ada salahnya mengikuti lomba gigit uang ini. Lomba yang ngetrend sejak awal tahun 2000-an ini biasanya menggunakan media kelapa muda, buah semangka ataupun sayur terong, namun media tersebut terlebih dahulu di lumuri dengan coklat, kopi bubuk maupun oli dan minyak sayur.
46. MEMASUKKAN PENSIL KEDALAM BOTOL
Butuh kesabaran ekstra untuk mengikuti lomba memasukkan paku kedalam botol, hal ini dikarenakan posisi memasukkannya cukup sulit dengan melalui benang yang digantung dibelakang perut peserta. Uniknya pada beberapa daerah media yang digunakan seperti paku diganti dengan pensil, bolpoin ataupun bambu. Paku yang diikat dengan 4 tali dimana masing-masing ujung tali di pegang oleh satu orang dan harus dimasukkan ke dalam botol, kelompok siapa cepat dia menang.
47. KELERENG SENDOK
Dibutuhkan kesabaran ekstra untuk memenangkan lomba ini karena tingkat kesulitan terdapat pada menyeimbangkan posisi kelereng agar tidak jatuh dari sendok. Berjalan cepat untuk mencapai finish dengan menggigit sendok yang diatasnya berisi sebutir kelereng. Bentuk kelereng yang bulat dan licin tentunya membuat setiap peserta lomba harus hati-hati.
48. PERANG BANTAL
Perang bantal biasanya dimainkan oleh 2 orang yang duduk di sebuah kayu yang dipasang di atas air. Kedua peserta ini saling memukul bantal ke lawannya dan siapa yang bisa bertahan hingga akhir, dialah yang jadi pemenangnya.
49. JOGED BALON
Lomba joget dengan balon yang diapit oleh dua peserta ini tidak semudah yang dibayangkan. Karena sifat balon yang licin menjadikannya tidak mudah untuk diapit, terlebih jika mengapitnya menggunakan dahi atau perut. Lomba ini membawa balon di dahi dan balonnya tidak boleh jatuh sampe garis finish. Apabila ada lagu, peserta harus berhenti dan berjoged.
50. LOMBA TANGKAP BELUT
Menangkap belut yang super licin dilakukan secara estafet, siapa paling banyak itulah yang menang.
B. TEMBANG DOLANAN
TEMBANG DOLANAN
Tembang dolanan iku jinis tembang sing prasaja, biasa ditembangaké déning bocah-bocah cilik, utamané ing padésan, sinambi dolanan bebarengan karo kanca-kancané. Lumantar lagu dolanan, bocah-bocah dikenalaké bab sato kéwan, sato iwèn, thethukulan, tetanduran, bebrayan, lingkungan alam, lan sapanunggalané.
Kadhangkala tembang dolanan uga ditembangaké déning waranggana jroning swasana tinamtu ing pagelaran wayang kulit.
Iki kaca kanggo ngumpulake syair tembang dolanan utawa tembang sing kerep diunekke bocah-bocah.
- Cublak-cublak suweng
- Gajah gajah
- Gambang Suling
- Gundhul Pacul
- Jamuran
- Jaranan
- Kidang Talun
- Kupu Kuwi
- Lir Ilir
- Menthok Menthok
- Padhang Bulan
- Pitik Tukung
- Suwe Ora Jamu
Cublak-cublak suweng iku sawijining tembang dolanan, sing biasa ditembangaké déning bocah-bocah cilik sinambi dolanan bebarengan kanca-kancané.
Cublak cublak suweng
Suwenge ting gelèntèr
Mambu ketundhung gudèl
Pak empong lera-léré
Sapa ngguyu ndelikkaké
Sir sir pong dhelé gosong
Sir sir pong dhelé
Suwenge ting gelèntèr
Mambu ketundhung gudèl
Pak empong lera-léré
Sapa ngguyu ndelikkaké
Sir sir pong dhelé gosong
Sir sir pong dhelé
Gajah-gajah kuwi salah sawijining tembang dolanan sing kerep ditembangaké déning bocah-bocah cilik nalika utawa sinambi dolanan. Surasa tembang Gajah gajah kaya tinulis ing ngisor iki:
Gajah, gajah, mréné tak kandhani jah
mripat koyo laron, siung loro, kuping gedhé
kathik nganggo tlalé
buntut cilik, tansah kopat kapit
sikil koyo bumbung
mung mlakumu mégal mègol
mripat koyo laron, siung loro, kuping gedhé
kathik nganggo tlalé
buntut cilik, tansah kopat kapit
sikil koyo bumbung
mung mlakumu mégal mègol
Gundhul Pacul amujudaké tembang bocah-bocah kang populèr ing Jawa Tengah. Tembang iki kalebu tembang lelucon. Surasané tembang kasebut, koyo kang tinulis ing ngisor iki:
Gundhul gundhul pacul cul, gembèlengan
nyunggi nyunggi wakul kul, gembèlengan
wakul ngglimpang, segané dadi sak ratan
wakul ngglimpang, segané dadi sak ratan
Lirik tembang Gambang Suling:
Gambang suling, ngumandhang swarané
thulat thulit, kepénak uniné
uuuuniné mung
nreyuhaké ba-
reng lan kentrung ke-
tipung suling, sigrak kendhangané
thulat thulit, kepénak uniné
uuuuniné mung
nreyuhaké ba-
reng lan kentrung ke-
tipung suling, sigrak kendhangané
Tèks tembang Menthog Menthog:
Menthok, menthok, tak kandhani
mung rupamu, angisin-isini
mbok yo ojo ngetok, ono kandhang waé
enak-enak ngorok, ora nyambut gawé
menthok, menthok ... mung lakukumu megal megol gawé guyu
mung rupamu, angisin-isini
mbok yo ojo ngetok, ono kandhang waé
enak-enak ngorok, ora nyambut gawé
menthok, menthok ... mung lakukumu megal megol gawé guyu