Rabu, 02 Desember 2020

MATEMATIKA : BAB 4 PERBANDINGAN SKALA pada PETA

Assallamuallaikum Wr Wb

Selamat Pagi anak-anak
Selamat Hari Rabu 
Masih semangat yaa, semoga tetap semangat
Kemarin Kita Sudah Belajar tentang Perbandingan Umur

Hari ini Kita akan Belajar tentang perbandingan SKALA pada PETA

MATEMATIKA :  SKALA pada PETA

Skala adalah perbandingan jarak pada gambar dengan jarak aslinya. Biasanya, ini dapat ditemui dalam gambar peta maupun denah, sehingga bisa mewakili keadaan sesungguhnya dari suatu daerah.

Sebuah peta maupun denah digambar dengan menggunakan skala tertentu agar tetap dapat mewakili keadaan sesungguhnya dari suatu daerah. Skala pada peta maupun globe merupakan perbandingan atau rasio antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya pada permukaan bumu dengan satuan yang sama.

Jenis Skala Peta

Skala pada peta berfungsi sebagai penunjuk perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya. Akan etapi skala peta tidak hanya berwujud angka saja, juga ada yang berbentuk grafis. Ada 3 jenis skala peta yang kita kenal, yakni:

Skala Angka

Skala angka adalah skala yang berbentuk angka untuk menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya.

Skala Garis atau Grafis

Merupakan skala yang ditunjuk dengan garis lurus yang dibagi menjadi beberapa ruas. Setiap ruas menunjukkan bagian yang sama.

Skala Verbal

Merupakan skala yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau secara verbal.


Cara Menghitung Skala pada Peta

Berikutnya mari masuk ke pembahasan mengenai rumus mencari skala dan rumus mencari jarak. Silakan simak pembahasan di bawah ini.

Perhitungan Skala Angka

Pertama mari kita bahas tentang cara menghitung dengan skala angka. Skala ini dipakai untuk menghitung jarak wilayah sesungguhnya dengan memanfaatkan peta. Rumus skala untuk menghitung jarak sebenarnya adalah:

Jarak Sesungguhnya = Jarak pada Peta : Skala

Selain itu pada suatu perkara atau pada sebuah soal kita diminta untuk mencari skala suatu peta. Rumus yang kita gunakan adalah:

Skala = Jarak pada Peta : jarak sebenarnya

Apabila ingin mencari jarak pada peta, maka rumus yang kita gunakan adalah sebagai berikut:

Jarak pada Peta = Skala x Jarak Sebenarnya

YUK SIMAK PENJELASAN BERIKUT : 


Vidio ke 2 

Vidio 3 



Contoh soal 1:

Jarak antara Bandung dan Jakarta adalah 150 km. Jika jarak pada peta adalah 5 cm tentukan skala pada peta?

Penyelesaian: satuan untuk jarak sebenarnya harus diubah menjadi satuan sentimeter (m)

Jarak sebenarnya = 150 km = 15.000.000 cm

Jarak pada peta   = 5 cm

Skala                    = 5 : 15.000.000 (kedua nilai di bagi dengan 5)

= 1 :3.000.000 (skala pada peta)

Contoh soal 2 :

Jarak antara kota A dan kota B pada peta adalah 4 cm. Jika skala pada peta yang digunakan adalah 1:500.000, tentukan jarak kedua kota sebenarnya?

Penyelesaian :

Jarak pada peta   = 4 cm

Skala                    = 1:500.000

Jarak sebenarnya = jarak pada peta/skala

= 4 : 1/500.000

= 4 x 500.000 = 2.000.000 cm = 20 km (jarak sebenarnya)

Contoh 3 : 

Kota C dan kota D memiliki jarak pada suatu peta adalah 4 cm. Jika jarak sebenarnya antara kota C dan kota D adalah 120 km. Maka berapakah skala peta tersebut jika berdasarkan satuan cm?

Pembahasan

Diketahui : Jarak Pada peta = 4 cm

                   Jarak sebenarnya = 120 km = 12.000.000
Ditanya : Skala = ... ?

Jawab :

Skala = Jarak pada Peta : Jarak Sesungguhnya
          = 4 cm : 120 km
          = 4 cm : 120.000.000 cm
          = 1 : 3.000.000

Jadi, skala peta tersebut adalah 1 : 3.000.000

Contoh 4 : 

Dalam sebuah peta memiliki skala 1:16.000.000, jarak antara kota F dan kota G adalah 5 cm. Berapakah jarak sesungguhnya antara kota F dan kota G?

Pembahasan :

Diketahui : skala = 1 : 16.000.000

                  Jarak pada peta = 5 cm

Ditanya  : Jarak Sebenarnya = ...?

Jawab :

Jarak sebenarnya = Jarak Pada peta : skala

                             = 5 cm / 1 : 16.000.000
                             = 5 cm × 16.000.000 / 1
                             = 80.000.000 cm

Jadi, untuk jarak sesungguhnya kota F dan G yaitu 80.000.000 cm atau 800 km.

Contoh 5 : 

Pada denah sebidang tanah, tertera skala 1 : 100, jika lebar pada denah 12 cm dan selisih panjang dan lebar tanah sebenarnya adalah 3m. Berapakah luas sebenarnya?

skala 1 : 100

lebar denah = 12 cm

selisih panjang dan lebar sebenarnya = 3 m

Kemudian, yang ditanyakan adalah luas sebenarnya.

Untuk bisa menghitung luas sebenarnya, kita perlu mencari tahu lebar sebenarnya lebih dulu.

Skala = ukuran denah : ukuran sebenarnya

1 : 100 = 12 : ukuran sebenarnya

Maka ukuran sebenarnya = 12 : 1/100

                                     = 12 x 100/1

                                     = 1200 cm = 12 m

Karena selisih panjang dan lebar sebenarnya diketahui 3 m, maka:

Panjang = lebar sebenarnya + selisih

              = 12 m + 3 m

              = 15 m

Untuk menghitung luas, maka rumusnya panjang x lebar.

Maka luas sebenarnya = 15 m x 12 m

                                      = 180 m2


Coba kerjakan Soal Berikut di buku matematika mu!

1. Diketahui jarak sebenarnya dari kota A dan B adalah 12 km. Jika skala pada peta 1 : 600.000. Hitunglah jarak pada peta!

2. Sebuah taman Berbentuk persegi panjangdigambar pada denah dengan panjang 7 cm dan lebar 5 cm. Berapakah Luas taman sebenarnya jika denah mempunyai skala 1 : 200 ?

3. Jarak antara Semarang dan surabaya pada peta 17 cm. jika jarak sebenarnya kedua kota itu adalah 340 km. Berapakah Skala Peta tersebut?

4. Jarak Kota Ambon dan Maluku pada peta yang bersekala 1 : 1.500.000 adalah 17 cm. Berapa Km kah jarak sebenarnya ?

5. Diketahui panjang rumah pada denah 16 cm dan lebarnya 8 cm. jika panjang rumah sebenarnya 40 m. Hitunglah 

a. Skala 

b. Lebar rumah sebenarnya!


Selamat mengerjakan 😊

BAB 4 : PUCUNG " CONTOH-CONTOH TEMBANG PUCUNG "

 BAHASA DAERAH 

                            BAB 4 TEMBANG PUCUNG

Aturan atau Paugeran Tembang Pucung

Paugeran merupakan aturan dasar yang melekat pada sebuah tembang atau lagu.

Paugeran ini akan membedakan satu lagu dengan lagu lain. Dalam membuat tembang jawa, utamanya tembang macapat apapun itu, mulai dari Maskumambang sampai tembang pucung ini tidak boleh asal-asalan karena ada aturannya.

Secara umum ada tiga paugeran yang sering ditanyakan ketika ujian yaitu:

Guru Gatra Tembang Pucung

Guru gatra tembang pucung ada empat (4).

Gatra ini berarti baris, jadi maksudnya adalah dalam setiap bait (pada) dalam tembang macapat terdiri atas empat (4) baris lirik.

Guru Wilangan Tembang Pucung

Guru wilangan tembang pucung yaitu 12, 6, 8, 12.

Wilangan artinya jumlah suku kata. Secara berurutan jika dijabarkan guru wilangan tembang pucung di atas menjadi seperti ini:

  • Baris pertama terdiri atas lirik yang jumlah suku katanya ada 12.
  • Baris kedua terdiri atas lirik yang jumlah suku katanya ada 6.
  • Baris ketiga terdiri atas lirik yang jumlah suku katanya ada 8.
  • Baris keempat terdiri atas lirik yang jumlah suku katanya ada 12.

Guru Lagu Tembang Pucung

Guru lagu tembang macapat pucung adalah u, a, i, a.

Guru lagu diartikan sebagai suara vokal pada setiap akhir gatra atau baris. Jika dijabarkan guru lagu di atas berarti:

  • Baris pertama diakhiri vokal u.
  • Baris pertama diakhiri vokal a.
  • Baris pertama diakhiri vokal i.
  • Baris pertama diakhiri vokal a.


Tuladhane Tembang Pucung

1.Bapak pucung mlungker mlungker dudu kalung

Manggonmu neng tangan

Jarum mlaku rino wengi

Ngembrug wektu si pucung kagunan guna

  • Batangane (Makna / Arane) : jam tangan

2.Bapak pucung bunder bunder saka pohung

Isi gula jawa

Dipangan sajak mirasa

Mung ing jawa panganan iki lang ana

  • Batangane (Makna / Arane) : jemblem

3.Bapak pucung renteng-renteng kaya kalung

Dawa kaya ula

Pencokanmu wesi miring

Sing disaba si pucung mung turut kutha

  • Batangane (Makna / Arane) : sepur

4.Bapak Pucung dudu watu dudu gunung

Sabane ing sebrang

Titihane sri Bupati

Yen lumaku si pucung lembehan grana

  • Batangane (Makna / Arane) : gajah

5.Bapak pucung bisa nggereng bisa mbengung

Ngambah jumantara

Kayu manuk rajawali

Wira-wiri nggawa barang lan manungsa

  • Batangane (Makna / Arane) : montor mabur (pesawat terbang)

6.Namung tutuk Lan netra kalih kadulu

Yen pinet kang karya

Sinuduk netrane kalih;

Yeku saratira bangkit ngemah-ngemah

  • Batangane (Makna / Arane) : gunting

7.Bapak pocung tanpa untu darbe siyung.

Badanira panjang.

Tutukira pan pesagi.

Dina- dina pocung nedha buntutira.

  • Batangane (Makna / Arane) : Setut

8.Bapak pocung isih enom klambi gadhung.

Yen wes rada tuwa.

Si pocung klambine kuning.

Tuwa pisan si pocung klambine abang.

  • Batangane (Makna / Arane) : Mlinjo

9.Bapak pucung rodho papat bisa mbengung

Wujud kothak dawa

Nguntal barang sakabehing

Yen wes nggereng banjur lunga tanpa kandha

  • Batangane (Makna / Arane) : Trek

10.Bapak pucung anane ing tanah kudus

Pinter nyimpen toya

Mangka tumpakani jalmi

Mbrenjul suku panjang gulu dawa

  • Batangane (Makna / Arane) : onta

11.Bapak pucung tanpa untu darbe siung

Badan ira panjang

Tutuk ira panpesagi

Dina dina si pucung mangan buntut ira

  • Batangane (Makna / Arane) : sabuk

12.Bapak pucung Cangkemu madhep mandhuwur

Sabamu ing sendhang

Pencaanmu lambung kering

Prapteng wisma sipucung mutah guwaya

  • Batangane (Makna / Arane) : klenthing

13.Bapak pucung Amung sirah lawan gembung

Pada dikunjara

Mati sajroning ngaurip

Mijil baka si pucing dadi dahana

  • Batangane (Makna / Arane) : penthol korek 
14. Bapak pocung bisa nggereng bisa mbengung
Ngambah jumantara
Kaya manuk rajawali
Wira-wiri nggawa barang lan menungso

Batangane 
(Makna / Arane) : Motor Mabur/Pesawat

Matematika : Pembagian Pecahan

assallamuallaikum wr wb Selamat pagi anak-anak pada hari ini kita akan belajar : 1. Matematika : Operasi hitung pembagian pecahan   Operasi ...